Tentang kami

banner5656

Berita - berita dari track F1,profil Pembalap,tim,track dan segala macam mengenai F 1 disuguhkan kehadapan anda clik here.

Profil: Jenson Botton

Kamis, 11 Maret 2010

Biodata
Nama lengkap: Jenson Alexander Lyon Button
Tempat,tanggal lahir: Frome, Somerset, 19 Januari 1980
Tinggi: 183 cm
Berat: 70,5 kg
Debut F1: Australia 2000 (bersama BMW.WilliamsF1)
Pole pertama: San Marino 2004 (bersama B.A.R-Honda)
Menang pertama: Hungaria 2006 (bersama Honda F1)
Juara dunia: 1 kali (2009)




Jenson Alexander Lyons Button, OBE (alias Jenson Button, biasa dipanggil Jense, JB, atau Janson, lahir di Frome, Somerset, Inggris, 19 Januari 1980 adalah seorang pembalap Formula Satu asal Inggris. Saat ia membalap untuk tim Brawn GP, ia menjadi juara dunia Formula Satu musim 2009. Debut Button di ajang F1 di mulai di GP Australia 2000 bersama tim Williams F1. Ia kemudian harus menunggu selama 113 balapan untuk bisa meraih kemenangan pertamanya di GP Hungaria 2006, saat bergabung bersama tim Honda. Button memastikan gelar juara dunianya di GP Brazil 2009. Ia menjadi orang Inggris kesepuluh yang berhasil menjadi juara dunia balap mobil Formula Satu.Mulai musim 2010 Jenson Button akan memperkuat tim McLaren-Mercedes.

Jenson Button merupakan seorang anak yang berasal dari keluarga kelas menengah di Inggris. Dimana ayahnya, John Button ketika muda merupakan seorang pegawai swasta yang juga sesekali turun di ajang reli semi-professional.Sementara ibunya, Simone Lyons adalah seorang ibu rumah tangga. Button merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Tiga kakaknya yang kesemuanya adalah perempuan adalah Tania Katrina (lahir tahun 1967), Samantha Chantal (lahir tahun 1970), dan Natasha Michelle (lahir tahun 1970). Keluarga Button tinggal di daerah pinggiran di Frome, Somerset. Jauh dari keramaian London. Namun kebahagiaan sebagai sebuah keluarga besar tidak bisa Jenson nikmati sampai sekarang, karena orang tuanya terpaksa bercerai. Lantas kemudian, penghasilan Jenson Button sebagai seorang pembalap F1 menjadikannya sebagai harapan tumpuan keluarga besar John Button dalam mengarungi kerasnya kehidupan.

Sahabat terdekat Button di ajang Formula 1 adalah David Coulthard dan Lewis Hamilton. Sementara di luar F1 sahabat dekatnya adalah Frank Lampard dari klub sepakbola Chelsea. Uniknya, persahabatan Button dan Lampard di mulai ketika majalah F1 Racing mempertemukan mereka dalam sebuah wawancara khusus di London tahun 2006. Button sendiri ternyata bukanlah fans Chelsea, kepada Lampard terang-terangan Button menjelaskan bahwa ia adalah fans Arsenal.

Jenson Button sempat bertunangan dengan penyanyi Louise Griffiths selama dua tahun, sebelum akhirnya mereka putus pada April 2005. Sejak itu, ia bersama rekannya David Coulthard menjadi bahan gunjingan pers Inggris sebagai playboy ulung. Hingga sekarang, kehidupan Button di Inggris termasuk yang paling sederhana diantara seluruh selebritis-atlet Inggris. Button masih bisa leluasa berkeliaran di London tanpa kejaran paparazzi. Ia juga masih sering bisa kita temui di sekitar London Utara, jika musim balapan usai atau dalam masa liburan. Tempat tinggal Button yang lain adalah Monaco, dimana disana ia menyimpan beberapa koleksi pribadi seperti VW Campervan tahun 1956 dan Honda S600 yang ia dapatkan secara gratis ketika ia menandatangani kontrak dengan BAR-Honda tahun 2003.

Dalam sebuah poling di tahun 2007, nama Jenson Button sempat masuk nominasi untuk penghargaan Pria Berpenampilan Rapi Tahun 2007. Sayangnya ia gagal menang, dan hanya mampu berada di posisi lima di belakang Daniel Craig, David Beckham, Pangeran William, dan Frank Lampard.

Button kecil mengawali kebut-kebutan di ajang balap sepeda motor. Motor yang ia dapatkan merupakan hadiah Natal dari sang ayah saat usia Button saat itu lima tahun. Button sendiri baru mulai turun di gokart pada usia 8 tahun, setelah sebelumnya ia menyerahkan motor kecil tersebut kepada ayahnya dengan alasan kurang kencang. Lantas kemudian John tersadarkan bahwa anaknya memang benar-benar berkeinginan menjadi pembalap.

Di 1989 ia turun di ajang gokart dan menjuarai British Kart Super Prix. Sejak saat itu, sampai empat tahun berikutnya, Jenson terus menjuarai beberapa ajang karting seperti the British Cadet, British Open dan seri British Junior TKM Kart. Rekor fantastis ia catat di tahun 1991 saat memenangi 34 balapan dalam ajang British Cadet. Di 1994, ia meraih tempat keempat di seri British Junior Kart serta menjuarai balapan Junior Intercontinental A European dan seri Junior Intercontinental A Italian Winter Kart. Tahun 1997, ia tak hanya juara di seri Senior ICA Italian Kart, namun juga menjadi runner-up termuda di seri World Formula A Kart. Jenson tetap bertahan di dunia karting, dan terus mencatat kemenangan hingga 1998.

Pada 1998 ia pindah ke seri British Formula Ford dan Formula Ford Eropa. Membalap untuk Haywood Racing, Jenson menjuarai British Formula Ford, dan kedua di seri Eropa, di belakang calon juara Indianapolis 500, Dan Wheldon. Di tahun yang sama, ia juga menjuarai Formula Ford Festival. Akhir 1998, Button mendapatkan gelar McLaren Autosport BRDC Young Driver Award, dan sebagai hadiahnya, ia mendapatkan kesempatan menjajal mobil F1 di akhir tahun tersebut.

Memasuki tahun 1999, Jenson meraih tempat ketiga di seri British Formula 3 bersama tim Promatecme, di belakang Luciano Burti, dan digelari top rookie. Selain itu, ia juga berhasil finish di posisi ke-5 dalam Ultimate Masters of Formula 3 dan Macau Grand Prix. Frank Williams, yang tak puas dengan performa pembalapnya saat itu, Alex Zanardi, melihat bahwa Jenson yang masih belia itu ternyata memiliki potensi bakat yang besar.

Jenson Button pertama kali tertangkap radar Frank Williams pada tanggal 15 Desember 1999 saat Frank hadir dalam Gala Dinner FIA. Saat itu salah seorang undangan tanpa sengaja menceritakan kehebatan Jenson saat tes dengan mobil Prost. Kemudian tanpa ragu, Frank menelepon Button dan mengajaknya tes minggu berikutnya. Ia lantas bersaing dengan Bruno Junqueira dan Jorg Muller untuk memperebutkan kursi kedua Williams di tahun 2000.

Secara mengejutkan Frank kemudian merekrutnya untuk mendampingi Ralf Schumacher di tahun 2000. Saat itu, Jenson mendapat banyak tekanan dengan besarnya harapan yang ditujukan padanya, dikarenakan usianya yang termasuk sangat muda, namun ia berhasil membuktikan prestasinya dengan meraih 12 poin dan finis ke delapan di klasemen pembalap. Prestasi terbaiknya saat ia berhasil start di posisi ke-2 pada balapan GP Belgia. Di akhir musim Button meraih gelar Rookie of the Year dari majalah F1 Racing atas prestasinya di tahun debutnya tersebut.

f1Masih di bawah kontrak dengan Williams, Jenson pindah ke Benetton-Renault di 2001, di mana ia mengalami musim yang mengecewakan. Berpartner dengan Giancarlo Fisichella, tim berjuang mengembangkan mobil dan mesti menghabiskan sebagian besar balapan dari belakang grid. Button hanya mampu meraih dua poin di tahun 2001, dan poin yang ia dapat adalah hasil dari finish posisi ke-5 di Hockenheim. Di akhir musim, Button masih kesulitan dengan handling mobil B201 meskipun rekan setimnya, Fisichella sukses finish posisi ke-3 di Spa-Francorchamps.

Di 2002 tim Benetton berganti nama menjadi Renault F1, dan performanya jauh lebih baik ketimbang di 2001. Jenson Button kali ini ditemani oleh Jarno Trulli, yang di tahun 2000 sempat mengalami masalah dengan Button akibat beberapa kali Trulli selalu celaka karena ditabrak Button. Jenson secara ajaib mampu bangkit dari keterpurukan di 2001. Bahkan ia nyaris meraih podium di Malaysia, setelah sampai lap terakhir berada di posisi 3, sayangnya suspensi belakangnya macet tepat di lap terakhir, dan ia harus merelakan posisi podiumnya untuk Michael Schumacher. Di balapan berikutnya di Brazil, Button kembali finish ke empat.

Pada bulan Juli 2003, Williams secara mengejutkan memutuskan bahwa mereka akan tetap mempertahankan duet Juan Pablo Montoya dan Ralf Schumacher untuk musim 2003. Ini berarti Jenson Button tidak bisa kembali ke Williams. Saat itu banyak tim yang mencoba meraih Button, diantaranya Ferrari dan McLaren. Di saat Ferrari memperpanjang kontrak Rubens Barrichello dan Michael Schumacher sambil terus menanti skill dari Felipe Massa dan tim McLaren yang memperpanjang kontrak David Coulthard untuk menemani Kimi Raikkonen, akhirnya Button memutuskan untuk menerima tawaran David Richards dari B.A.R-Honda untuk tahun 2003. Di akhir musim Jenson berhasil mengumpulkan keseluruhan 15 poin, dan berada di posisi ke-7 klasemen pembalap musim 2002.

Tahun 2004 adalah tahun terbaik Jenson selama karir Formula 1-nya. Ia mencatat podium pertama di GP Malaysia, di belakang Michael Schumacher dan Juan Pablo Montoya. Sementara pole pertama diraih di GP San Marino. Nyaris sepanjang musim, Button selalu bisa finish di posisi ke-2 atau posisi ke-3. Pengecualian untuk di Belgia, sebab saat itu ban Michelin yang dipakai Button secara tiba-tiba kempes, dan membuat ia menabrak tembok. Jenson Button juga seharusnya bisa menang di Monaco dan Italia. Di Monaco, ia nyaris menyalip Jarno Trulli, sayangnya handling Renault sangat hebat di sini.

Sementara di Italia, Button sempat memimpin hingga lap 40 sebelum aksi roket yang diperlihatkan duet Ferrari di 13 lap terakhir berhasil menyudahi balapan dengan hasil posisi pertama dan kedua untuk Barrichello dan Schumi. Button pun harus puas ada di posisi ke-3. Meskipun begitu, tim B.A.R sukses diangkatnya ke posisi runner-up klasemen konstruktor, mengalahkan tim Renault, yang notaben, berhasil memenangi balapan lewat Jarno Trulli di Monaco, sementara BAR belum pernah sekalipun.

Pertengahan musim, santer beredar kabar bahwa Jenson Button telah menandatangani kontrak dengan Williams untuk musim 2005. David Richards (DR) panik, dan kemudian ia menghubungi Contract Recognition Board (CRB) untuk meluruskan masalah tersebut, sebab yang sahnya, Button masih punya kontrak untuk 2005 bersama B.A.R. Celakanya, Jenson merasa bahwa kontraknya dengan B.A.R sudah berakhir, dan ia bisa bebas pindah ke Williams. Walaupun Frank Williams sempat menawari DR sejumlah uang, DR tetap pada pendiriannya untuk mengajukan masalah ini ke CRB. DR kemudian menang, dan itu berarti Button tetap berada di B.A.R untuk 2005, namun disisi lain, CRB juga menambahkan, jika poin Button kurang dari 75% poin yang dimiliki oleh sang pemuncak klasemen di 2005, maka ia bisa bebas pindah ke Williams, tanpa uang sepeser pun.

Pada 2005, B.A.R kembali ke habitat asalnya, tidak kompetitif. Malah Button yang sempat finish di posisi 3 GP San Marino harus terkena apes, karena mobilnya didiskualifikasi dan kemudian dilarang tampil dalam dua balapan. Dalam dua balapan tersebut, di Monaco tepatnya, Jenson Button mencoba salah satu pekerjaan lain, ia menjadi komentator ITV untuk kualifikasi dan balapan. Setelah turun kembali lomba di Kanada, Button pun masih belum bisa meraih poin. Akhirnya poin murni pun bisa diraih di GP Prancis dengan finish di posisi 8. Sementara podium perdana murni Button di musim 2005 diraih di GP Jerman, dengan mengalahkan Michael Schumacher untuk duduk di posisi ke-3.

Di akhir musim, walaupun poinnya kurang dari 75% poin yang dimiliki oleh sang juara dunia Fernando Alonso, akhirnya Jenson Button memutuskan untuk tetap berada di B.A.R yang kemudian berubah nama menjadi Honda F1. Ia melihat tim Williams kurang meyakinkan untuk 2006 setelah pemasok mesin BMW meninggalkan tim itu dan berpaling ke tim Sauber-Petronas mulai musim 2006. Kemudian tim B.A.R-Honda mengumumkan pada public bahwa mereka membeli kontrak Button untuk musim 2006 dari tim Williams dengan harga 30 juta poundsterling. Partner Button untuk musim 2006 adalah Rubens Barrichello, yang secara mengejutkan di pecat dari Ferrari dan digantikan oleh Felipe Massa.

Di musim 2006, Jenson tampil sedikit lebih baik ketimbang di musim 2005. Kali ini nama tim B.A.R-Honda berubah menjadi Honda Racing F1 Team. Di GP Malaysia, Button berhasil meraih podium ketiga. Namun nasib sial menghinggapinya di Australia, setelah kehilangan posisi podium hanya beberapa meter saja menjelang finish akibat mesin Honda-nya meledak. Padahal sehari sebelumnya, ia sukses menempatkan Honda di posisi pole position.

GP Hungaria, tanggal 13 Agustus 2006, di kualifikasi, Jenson Button harus puas berada di posisi ke-14. Tapi nasibnya akan berubah keesokan harinya, dimana di hari Minggu, hujan deras melanda sirkuit Hungaroring. Saat balapan Jenson sedikit terbantu oleh Kimi Raikkonen yang terlibat insiden kecelakaan dengan Vitantonio Liuzzi, dan Michael Schumacher salah dalam menerapkan strategi pit. Selepas pit pertama, ia berada di belakang Fernando Alonso yang memimpin lomba. Ketika Alonso masuk pit kedua, Button memimpin. Alonso, yang saat pitstop kedua mekanik pemasang baut bannya salah mengencangkan mur, akhirnya harus tersingkir setelah bannya macet karena tidak bisa berputar. Button kemudian dengan santai menjalani pitstop kedua. Dan akhirnya ia pun menang di Hungaroring, setelah tanpa perlawanan berarti dari Pedro de la Rosa dan Nick Heidfeld yang harus puas di posisi ke-2 dan ke-3. Dengan kemenangan ini, Button mencatatkan diri sebagai pembalap asli Inggris pertama (di luar Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara) yang mampu memenangi lomba setelah kemenangan Johnny Herbert di Nurburgring 1999. Ia juga menyamai prestasi Damon Hill yang juga memenangi balapan pertamanya di Hungaria 1993.

Kemudian di Brazil, dimana Michael Schumacher menjalani balapan F1 terakhirnya, Jenson kembali meraih podium dengan finish di posisi ke-3. Ia pun mendapat konfirmasi bahwa ia akan tetap bertahan di Honda untuk 2007. Posisi Button di klasemen akhir musim 2006 adalah di posisi ke-6 dengan 56 poin. Namun catatan luar biasa Button di paruh musim kedua sangatlah mengagumkan, dimana ia mampu meraih 35 poin dalam sisa enam balapan, saat dimana para pembalap lain tidak bisa menyamai prestasi dirinya.

Pada 2007, Jenson kembali harus merasakan tidak kompetitifnya mobil Honda. Di awal musim ia sempat kesulitan mengemudikan mobil karena masih menahan rasa sakit akibat kecelakaan saat mengendarai gokart. Namun dia masih lebih beruntung dan mampu mencetak poin dibanding rekan setimnya Rubens Barrichello yang tidak mampu meraih poin sedikitpun sampai akhir musim 2007. Kedatangan Lewis Hamilton yang sensasional di ajang Formula 1 nampaknya juga memberikan efek negatif bagi Button. Banyak fans F1 yang mencemooh dirinya sebagai Jean Alesi atau Olivier Panis baru (baik Alesi dan Panis hanya mampu memenangi satu balapan saja selama karirnya di F1). Di klasemen akhir, Jenson hanya mampu berada di posisi ke-14 dengan 6 poin.

Pada musim 2008, Button masih bergabung bersama Honda F1. Walaupun nyaris sepanjang musim tersebut, ia kalah prestasi dibanding Rubens Barrichello yang berhasil meraup satu podium di GP Inggris. Sampai musim 2008 berakhir, Button hanya mampu berada di posisi ke-18 klasemen dengan raihan 3 point. Musibah lain kemudian datang ke hadapan Button, sebab pada pertengahan Desember 2008 secara mengejutkan tim Honda F1 memutuskan mundur dari ajang F1 akibat imbas dari krisis global. Ia lantas sempat terombang-ambing posisinya di F1, sampai akhirnya datang penyelamat, yaitu Ross Brawn yang memutuskan akan mengambil alih asset tim Honda pada tanggal 6 Maret 2009.

Posisi Jenson Button di F1 akhirnya selamat setelah Ross Brawn membeli seluruh aset tim Honda dan mengubah namanya menjadi Brawn GP. Partner Button untuk musim 2009 adalah Rubens Barrichello. Untuk pasokan mesin, Ross berhasil mendapatkan kontrak dengan pabrikan Mercedes-Benz. Semua hal diatas hanya terjadi kurang dari satu bulan sebelum balapan perdana musim 2009 di Australia. Lantas kemudian dalam debut resmi tim Brawn GP di Australia 2009, Jenson Button secara mengejutkan langsung meraih pole dan mampu menerjemahkannya menjadi sebuah kemenangan, sebuah debut yang sensasional. Banyak orang yang kemudian menganggap bahwa kemenangan Button dan Brawn di Australia adalah kecelakaan balapan biasa karena Ferrari, McLaren, BMW, dan Renault belum menemukan setingan mobil terbaik ditambah mereka masih kesulitan mengembangkan KERS. Sukses di Melbourne kemudian Jense lanjutkan di Malaysia yang diguyur hujan, dimana ia tampil heroik di balapan basah tersebut. Namun Button dan timnya sempat cemas ketika beberapa tim lawan mengadukan alat diffuser double decker yang dimiliki Brawn GP. Akhirnya setelah lama menunggu, pada 14 April 2009, FIA memutuskan bahwa diffuser milik Brawn GP sah, dan itu berarti Jenson Button bias tetap terus bersaing di barisan depan untuk menggapai cita-citanya meraih gelar juara dunia 2009, dimana setelah itu dirinya secara spektakuler berhasil memenangi empat balapan beruntun di Bahrain, Spanyol, Monte Carlo, dan Turki.

Memasuki pertengahan musim, Button sedikit kesulitan mengembangkan mobil Brawn GP. Dirinya harus rela melihat dua saingan terberatnya, Sebastian Vettel dan Mark Webber dari tim Red Bull Racing menguasai beberapa balapan. Di balapan-balapan sulit seperti Inggris, Jerman, Hungaria dan Valencia, Button akhirnya lebih memilih untuk mengamankan dirinya sebagai pemuncak klasemen dengan tetap berusaha finish di delapan besar. Kemudian di Belgia, Button harus rela tersingkir dari balapan akibat ulah Romain Grosjean yang menyeruduk dirinya dan kemudian juga melibatkan Lewis Hamilton dan Sebastien Buemi. Memasuki balapan di Italia, Button akhirnya kembali bisa bangkit dengan finish di posisi ke-2, dimana rekan setimnya, Rubens Barrichello secara brilian berhasil memenangi lomba di sirkuit Monza tersebut. Kemudian setelah gagal di Singapura dan Jepang, Jenson Button akhirnya mengunci gelar juara dunianya saat ia finish di posisi ke-5 GP Brazil 2009.

Tanggal 16 November 2009 diumumkan bahwa Jenson Button akan bergabung bersama Lewis Hamilton untuk memperkuat tim McLaren di musim 2010. Bagaimana kiprahnya Jenson Button dengan statusnya sebagai Juara Dunia dengan regulasi baru dan come back-nya Michael Schumacher ?

Karier Balap
1989: Karting – British Kart Super Prix, Juara Umum
1990: Karting – British Kart Super Prix, Juara Umum
1991: Karting – British Cadet, Juara Umum
1992: Karting – British Open, Juara Umum
1993: Karting – British Junior TKM Kart, Juara Umum
1994: Karting – British Junior Kart, ke-4
1995: Karting – Junior Intercontinental A European Championship, Juara Umum
1996: Karting – Senior ICA Italian Championship, Juara Umum
1997: Karting – European Super A Championship, Juara Umum
1998: Formula Ford Inggris – Haywood Racing, Juara Umum dan runner-up seri Eropa
1999: Formula 3 Inggris – Promatecme Team, ke-3
2000: Formula 1 – BMW.WilliamsF1, ke-8 (12 poin)
2001: Formula 1 – Benetton-Renault, ke-17 (2 poin)
2002: Formula 1 – Renault, ke-7 (14 poin)
2003: Formula 1 – B.A.R-Honda, ke-9 (17 poin)
2004: Formula 1 – B.A.R-Honda, ke-3 (85 poin) - pole pertama di San Marino
2005: Formula 1 – B.A.R-Honda, ke-9 (37 poin)
2006: Formula 1 – Honda, ke-6 (56 poin) - kemenangan pertama di Hungaria
2007: Formula 1 – Honda, ke-14 (6 poin)
2008: Formula 1 – Honda, ke-18 (3 poin)
2009: Formula 1 – Brawn GP-Mercedes, Juara Dunia (95 poin)
2010: Formula 1 – McLaren-Mercedes

0 komentar:

 

Followers